·
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah
ini disusun agar pembaca dapat memperluas tentang Ilmu Kealaman Dasar, yang
kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun
oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini
memuat tentang’TSUNAMI” yang menjelaskan bagaimana bancana ini terjadi.
Penyusun
juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen yang telah membimbing penyusun
agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.
Pekanbaru , November 2014
Penyusun
Kelompok 1
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan,
nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di
pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut
tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah
laut, letusan gunung berapi bawah
laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke
segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap
terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat
dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang.
Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju
gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika
mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga
sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai
puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer
dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa
diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran
gelombang tsunami.
Dampak
negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya.
Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta
menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air
bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan
orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah lain. Namun hingga
abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim.
Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.
Teks-teks geologi, geografi, dan oseanografi di masa lalu menyebut
tsunami sebagai "gelombang laut seismik".
2. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Tsunami ?
b. Apa yang menyebabkan Tsunami itu terjadi?
c. Bagaimana sistem peringatan dini terhadap Tsunami?
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Tsunami
Tsunami
adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan hingga
lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempabumi yang terjadi di dasar
laut.
Kecepatan
gelombang tsunami bergantung pada kedalaman laut. Di laut dengan kedalaman7000
m misalnya, kecepatannya bisa mencapai 942,9 km/jam. Kecepatan ini hampir sama dengan
kecepatan pesawat jet. Namun demikian tinggi gelombangnya di tengah laut tidak
lebihdari 60 cm. Akibatnya kapal-kapal yang sedang berlayar diatasnya jarang
merasakan adanya tsunami. Berbeda dengan gelombang laut biasa, tsunami
memiliki panjang gelombang antara dua puncaknya lebih dari 100 km di laut
lepas dan selisih waktu antara puncak-puncak gelombangnya berkisar antara 10
menit hingga 1 jam. Saat mencapai pantai yang dangkal, teluk,atau muara sungai
gelombang ini menurun kecepatannya, namun tinggi gelombangnya meningkat
puluhan meter dan bersifat merusak.
2. Penyebab Terjadinya Tsunami
Tsunami dapat terjadi
jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti
letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami
adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami
diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut
naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air
yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air
laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan
terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang
tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya
bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai,
kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak
daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya
beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi
gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air.
Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai
dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini
dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar.
Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup
ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang
terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan
gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan
gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara
tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu.
Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika
ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunamiyang tingginya mencapai ratusan
meter.
Gempa yang menyebabkan
tsunami
· Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
· Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
· Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun
Contoh ilustrasi
gambar terjadinya Tsunami
3. Sistem Peringatan Dini
Banyak kota-kota di
sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan jugaHawaii, mempunyai sistem
peringatan tsunami dan prosedur evakuasi untuk menangani
kejadian tsunami. Bencana tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru dunia
dan proses terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui perangkat yang ada di
dasar atu permukaan laut yang terknoneksi dengansatelit.
Perekam tekanan di
dasar laut bersama-sama denganperangkat yang mengapung di laut buoy,
dapat digunakan untuk mendeteksi gelombang yang tidak dapat dilihat oleh
pengamat manusia pada laut dalam. Sistem sederhana yang pertama kali digunakan
untuk memberikan peringatan awal akan terjadinya tsunami pernah dicoba di Hawai
pada tahun 1920-an. Kemudian, sistem yang lebih canggih dikembangkan lagi
setelah terjadinya tsunami besar pada tanggal 1 April 1946 dan 23 Mei 1960. Amerika
serikat membuat Pasific Tsunami Warning Center pada
tahun 1949, dan menghubungkannya ke jaringan data dan peringatan internasional
pada tahun 1965.
Salah satu sistem
untuk menyediakan peringatan dini tsunami, CREST Project, dipasang di pantai
Barat Amerika Serikat, Alaska, dan Hawai oleh USGS, NOAA, dan Pacific Northwest
Seismograph Network, serta oleh tiga jaringan seismik universitas.
Hingga kini, ilmu
tentang tsunami sudah cukup berkembang, meskipun proses terjadinya masih banyak
yang belum diketahui dengan pasti. Episenter dari sebuah gempa bawah laut
dan kemungkinan kejadian tsunami dapat cepat dihitung. Pemodelan tsunami yang
baik telah berhasil memperkirakan seberapa besar tinggi gelombang tsunami di
daerah sumber, kecepatan penjalarannya dan waktu sampai di pantai, berapa
ketinggian tsunami di pantai dan seberapa jauh rendaman yang mungkin terjadi di
daratan. Walaupun begitu, karena faktor alamiah, seperti kompleksitas topografi
dan batimetri sekitar pantai dan adanya corak ragam tutupan lahan (baik
tumbuhan, bangunan, dll), perkiraan waktu kedatangan tsunami, ketinggian dan
jarak rendaman tsunami masih belum bisa dimodelkan secara akurat.
Sistem peringatan dini
di indonesia
Pemerintah Indonesia,
dengan bantuan negara-negara donor, telah mengembangkan Sistem Peringatan Dini
Tsunami Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning System - InaTEWS). Sistem
ini berpusat pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta.
Sistem ini memungkinkan BMKG mengirimkan peringatan tsunami jika terjadi gempa
yang berpotensi mengakibatkan tsunami. Sistem yang ada sekarang ini sedang
disempurnakan. Kedepannya, sistem ini akan dapat mengeluarkan 3 tingkat
peringatan, sesuai dengan hasil perhitungan Sistem Pendukung Pengambilan
Keputusan (Decision Support System - DSS).
Pengembangan Sistem
Peringatan Dini Tsunami ini melibatkan banyak pihak, baik instansi pemerintah
pusat, pemerintah daerah, lembaga internasional, lembaga non-pemerintah.
Koordinator dari pihak Indonesia adalah Kementrian Negara Riset dan
Teknologi(RISTEK). Sedangkan instansi yang ditunjuk dan bertanggung jawab untuk
mengeluarkan INFO GEMPA dan PERINGATAN TSUNAMI adalah BMKG (Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika). Sistem ini didesain untuk dapat mengeluarkan
peringatan tsunami dalam waktu paling lama 5 menit setelah gempa terjadi.
Sistem Peringatan Dini
memiliki 4 komponen: Pengetahuan mengenai Bahaya dan Resiko, Peramalan,
Peringatan, dan Reaksi.Observasi (Monitoring gempa dan permukaan laut),
Integrasi dan Diseminasi Informasi, Kesiapsiagaan.
Cara Kerja
Sebuah Sistem
Peringatan Dini Tsunami adalah merupakan rangkaian sistem kerja yang rumit dan
melibatkan banyak pihak secara internasional, regional, nasional, daerah dan
bermuara di Masyarakat.
Apabila terjadi suatu
Gempa, maka kejadian tersebut dicatat oleh alat Seismograf (pencatat gempa).
Informasi gempa (kekuatan, lokasi, waktu kejadian) dikirimkan melalui satelit
ke BMKG Jakarta. Selanjutnya BMG akan mengeluarkan INFO GEMPA yang disampaikan
melalui peralatan teknis secara simultan. Data gempa dimasukkan dalam DSS untuk
memperhitungkan apakah gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami.
Perhitungan dilakukan berdasarkan jutaan skenario modelling yang sudah dibuat
terlebih dahulu. Kemudian, BMKG dapat mengeluarkan INFO PERINGATAN TSUNAMI.
Data gempa ini juga akan diintegrasikan dengan data dari peralatan sistem
peringatan dini lainnya (GPS, BUOY, OBU, Tide Gauge) untuk memberikan
konfirmasi apakah gelombang tsunami benar-benar sudah terbentuk. Informasi ini
juga diteruskan oleh BMKG. BMKG menyampaikan info peringatan tsunami melalui
beberapa institusi perantara, yang meliputi (Pemerintah Daerah dan Media).
Institusi perantara inilah yang meneruskan informasi peringatan kepada
masyarakat. BMKG juga menyampaikan info peringatan melalui SMS ke pengguna
ponsel yang sudah terdaftar dalam database BMKG. Cara penyampaian Info Gempa
tersebut untuk saat ini adalah melalui SMS, Facsimile, Telepon, Email, RANET
(Radio Internet), FM RDS (Radio yang mempunyai fasilitas RDS/Radio Data System)
dan melalui Website BMG (www.bmg.go.id).
Pengalaman serta
banyak kejadian dilapangan membuktikan bahwa meskipun banyak peralatan canggih
yang digunakan, tetapi alat yang paling efektif hingga saat ini untuk Sistem
Peringatan Dini Tsunami adalah RADIO. Oleh sebab itu, kepada masyarakat yang
tinggal didaerah rawan Tsunami diminta untuk selalu siaga mempersiapkan RADIO
FM untuk mendengarkan berita peringatan dini Tsunami. Alat lainnya yang juga
dikenal ampuh adalah Radio Komunikasi Antar Penduduk. Organisasi yang
mengurusnya adalah RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia). Mengapa Radio ?
jawabannya sederhana, karena ketika gempa seringkali mati lampu tidak ada
listrik. Radio dapat beroperasi dengan baterai. Selain itu karena ukurannya
kecil, dapat dibawa-bawa (mobile). Radius komunikasinyapun relatif cukup
memadai.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
· Tsunami
adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan
hinggalebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempabumi yang terjadi di
dasar laut.
· Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan
perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi
· Sistem peringatan dini adalah suatu system atau alat yang
digunakan untuk mengirimkan peringatan tsunami jika terjadi gempa yang
berpotensi mengakibatkan tsunami.
Saran
· Pembaca diharapkan mampu memahami pengertian dari Tsunami
· Pembaca diharapkan mampu mengetahui penyebab terjadinya Tsunami
· Pembaca diharapkan mampu memahami sistem peringatan dini
terhadap Tsunami
DAFTAR PUSTAKA
· Iwan, W.D., editor, 2006, Summary report of the
Great Sumatra Earthquakes and Indian Ocean tsunamis of 26
December 2004 and 28
March 2005: Earthquake Engineering Research Institute, EERI
Publication #2006-06, 11 chapters, 100 page summary, plus CD-ROM with complete
text and supplementary photographs, EERI Report 2006-06. [www.eeri.org] ISBN 1-932884-19-X
· Macey, Richard (January
1 2005). "The Big Bang that Triggered A Tragedy", The Sydney
Morning Herald, p 11 - quoting Dr Mark Leonard, seismologist at
Geoscience Australia.
· abelard.org. tsunamis: tsunamis travel fast but not at
infinite speed. Website, retrieved March
29 2005. link
Tidak ada komentar:
Write komentar